Jumat, 03 Maret 2017

Proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan



Salah satu ciri makhluk hidup adalah mampu tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume atau ukuran (jumlah, massa, berat, tinggi, panjang, luas, tebal). Pertumbuhan bersifat ireversibel (tidak dapat balik). Merupakan hasil dari proses pembelahan sel. Pertumbuhan dapat diukur secara kuantitas, misalnya kilogram, centimeter, dan mililiter.
Perkembangan adalah proses spesialisasi (mempunyai sifat dan fungsi tertentu yang berbeda dengan yang lain) sel-sel menuju struktur tertentu. Perkembangan diukur secara kualitas, misalnya tingkat kedewasaan atau kematangan.


Pertumbuhan pada tumbuhan
        Pertumbuhan tanaman sering diidentifikasi pada tinggi batang, panjang akar, luas permukaan daun, berat kering tanaman, dan lain-lain. Pertumbuhan tanaman terjadi terutama pada jaringan meristem, yaitu jaringan yangsel-selnya selalu aktif membelah secara mitosis. Peristiwa ini tampak pada ujung batang, ujung akar, dan kambium. Khusus pada tumbuhan monokotil, jaringan meristem terdapat pada pangkal masing-masing ruas (tepat di atas buku-buku) batang. Ada 3 jenis meristem, yaitu meristem primer, meristem sekunder, dan meristem interkalar. Alat yang digunakan untuk mengukur pertambahan tinggi batang adalah auksanometer.




Ada dua tipe pertumbuhan pada tanaman:
  • Pertumbuhan primer, merupakan pertumbuhan yang menyebabkan pemanjangan akar dan batang. Pertumbuhan ini terjadi pada embrio, ujung batang, dan ujung akar. Jaringan yang berperan dalam pertumbuhan ini adalah meristem sekunder.
  • Pertumbuhan sekunder, merupakan pertumbuhan yang menyebabkan pembesaran batang maupun akar. Jaringan yang berperan dalam pertumbuhan ini adalah meristem sekunder atau biasa dikenal dengan kambium. Pertumbuhan sekunder hanya ditemui pada tumbuhan dikotil karena memiliki kambium. Akibatnya, batang tanaman dikotil dapat terus membesar (misalnya pohon jati), sedangkan tanaman monokotil tidk dapat terus membesar (misalnya pohon kelapa).

Gambar 1. Perbedaan penampang melintang batang monokotil dan dikotil
Faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan tumbuhan
A. Faktor dari dalam tumbuhan (internal)
  1. Faktor genetik, gen dalam inti sel berperan dalam mengendalikan semua metabolisme sel. Bentuk, struktur, fungsi, dan aktivitas sel ditentukan oleh ekspresi gen. Akibatnya, sifat tanaman yang satu dengan yang lain tidak ada yang sama karena susunan gen yang berbeda-beda.
  2. Hormon/ phytohormon, merupakan senyawa organik yang disintesis oleh sel dan disekresikan ke tumbuhan pada bagian yang lain. Contoh hormon tumbuhan:
  • Auksin (IAA = Indol Acetat Acid). Hormon ini ditemukan di ujung koleoptil atau ujung batang dan akar. Fungsi dari hormon ini adalah mendorong pemanjangan batang/ pucuk, merangsang pertumbuhan akar adventif pada batang/ stek batang, dan memacu dominasi tunas apikal/ tunas diujung batang. Hormon ini “takut” dengan sinar matahari sehingga memunculkan arah pertumbuhan batang yang bengkok.

Gambar 2. Pengaruh cahaya matahari terhadap auksin ujung batang
  • Giberelin (GA = Giberelin Acid). Ada beberapa fungsi hormon GA yaitu memacu pertumbuhan batang, merangsang perkecambahan biji dan tunas, merangsang pembentukan bunga, dan merangsang perkembangan buah tanpa biji (partenokarpi).
  • Sitokinin. Hormon sitokinin merangsag proses pembelahan sel (sitokinesis). Ada beberapa fungsi sitokinin, diantaranya adalah memacu pembelahan sel, metabolisme, dan pembentukan organ, memacu perkembangan kuncup samping, memacu pembesaran sel pada kotiledon dikotil, dan menunda penuaan tanaman.
  • Asam absisat (ABA). Hormon ini merupakan hormon jenis penghambat pertumbuhan. Hormon ini berfngsi untuk memacu pengguguran buah dan daun, menyebabkan dormansi, menghambat sintesis RNA, memacu produksi amilum yang akan disimpan, dan memacu penghasilan gas etilen.
  • Gas etilen. Etilen merupakan senyawa berbentuk gas/ uap yang dihasilkan dari buah yang sudah matang. Gas etilen menghambat produksi auksin, mempercepat pematangan buah, serta menyebabkan daun dan bunga mudah gugur. Bau dari gas inilah yang merangsang serangga lalat rumah mengerumuni buah yang sudah tua.
B. Faktor dari luar tumbuhan (eksternal)
1.Nutrisi (zat hara)
Seperti halnya makhluk hidup yang lain, tumbuhan juga memerlukan makanan untuk pertumbuhan. Ada 2 jenis nutrisi yang diperlukan, yaitu:
  • Makroelemen (unsur yang diperlukan dalam jumlah besar): Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Sulfur (S), Phospor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), dan Magnesium (Mg).
  • Mikroelemen (unsur yang diperlukan dalam jumlah sedikit): Besi/ Ferrum (Fe), Klorin (Cl), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Molibden (Mo), Boron (Bo), dan Nikel (Ni).
2. Air
             Fungsi air yang utama adalah sebagai bahan fotointesis. Air akan mengalami proses fotolisis (pemecahan air/ H2O menjadi hidrogen dan oksigen) di dalam klorofil daun. Selain itu, air berfungsi untuk mengaktifkan enzim-enzim saat perkecambahan (germinasi) biji dan sebagai pelarut zat-zat hara yang ada di dalam tanah sehingga bisa diangkut masuk ke dalam tubuh tumbuhan.

3. Cahaya
        Tiap tumbuhan memerlukan intensitas cahaya yang berbeda-beda. Meskipun demikian, semua tumbuhan memerlukan cahaya untuk proses fotosintesis. Sumber cahaya utama berasal dari matahari. Cahaya matahari akan digunakan untuk mengaktifkan klorofil. Warna cahaya yang digunakan untuk fotosintesis adalah warna merah dan biru. Tanaman yang kekurangan cahaya matahari akan mengalami kelayuan dan daun berwarna kuning. Peristiwa ini disebut etiolasi.

4. CO2/ karbondioksida
      Karbondioksida diperlukan tumbuhan dalam proses fotosintesis. Ada 2 tahap fotosintesis yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Pada saat reaksi gelap, dibutuhkan karbondioksida dalam jumlah banyak untuk menghasilkan produk akhir fotosintesis yaitu amilum.

5. Suhu dan kelembaban
            Setiap tumbuhan memiliki tingkat suhu dan kelembaban yang berbeda-beda agar bisa tumbuh dengan optimal. Suhu dan kelembaban berpengaruh terhadap aktivitas kerja enzim dan membuka atau menutupnya mulut daun (stomata). Pada umumnya, jika suhu terlalu tinggi dan kelembaban rendah, maka stomata akan menutup untuk mengurangi penguapan air dari tubuh tumbuhan. Sebaliknya, jika suhu terlalu rendah dengan kelembaban yang tinggi, maka stomata akan membuka sehingga tumbuhan tidak kelebihan air.


Sumber : http://belajarsains.net/proses-pertumbuhan-dan-perkembangan-pada-tumbuhan/




STMIK SUMEDANG
 Kelompok 6 :
 Kelas        : TI-IID

 Anggota   : 1. Rani Rahmawati (A2.1600119)

                    2. Riky Febryanto (A2.1600125)

                    3. Rinny Iriani DwiPutri (A2.1600126)

                    4. Rizal Galuh Gumilang (A2.1600128)

                    5. Yogi Sugiana (A2.1600144)

                    6. Cecep Suryana (A2.1600032)

                    7. Sholihin Prasetyo (A2.1600131)

0 komentar:

Posting Komentar