This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 18 April 2017

Pengertian dan Proses Terjadinya Tsunami

Apa Itu Tsunami?

 

Kata “Tsunami” sendiri berasal dari bahasa Jepang yang berarti Ombak Besar (Tsu : pelabuhan dan Nami : gelombang). Adapan definisi yang disepakati banyak orang adalah tsunami merupakan bencana alam yang disebabkan oleh naiknya gelombang laut ke daratan dengan kecepatan yang tinggi akibat adanya gempa yang berpusat di bawah lautan. Gempa tersebut bisa saja diakibatkan oleh tanah yang longsor, lempeng yang bergeser, gunung berapi yang mengalami erupsi serta meteor yang jatuh di lautan. Tsunami ini biasanya terjadi apabila besarnya gempa melebihi 7 skala richter. Tsunami ini cukup berbahaya, utamanya bagi mereka yang bermukim di sekitaran pantai. Dengan kekuatan besar, ia akan menyapu apa saja yang dilewatinya.

Proses Terjadinya Tsunami 



Jika berbicara mengenai proses terjadinya tsunami, maka kita tentu harus memulai dari penyebabnya, yakni gempa di wilayah lautan. Tsunami selalu diawali suatu pergerakan dahsyat yang lazim kita sebut gempa. Meski diketahui bahwa gempa ini ada beragam jenis, namun 90% tsunami disebabkan oleh pergerakan lempeng di dalam perut bumi yang letaknya kebetulan ada di dalam wilayah lautan. Akan tetapi perlu juga disebutkan, sejarah pernah merekam tsunami yang dahsyat akibat meletusnya Gunung Krakatau.

Gempa yang terjadi di dalam perut bumi akan mengakibatkan munculnya tekanan ke arah vertical sehingga dasar lautan akan naik dan turun dalam rentang waktu yang singkat. Hal ini kemudian akan memicu ketidakseimbangan pada air lautan yang kemudian terdorong menjadi gelombang besar yang bergerak mencapai wilayah daratan.

Dengan tenaga yang besar yang ada pada gelombang air tersebut, wajar saja jika bangunan di daratan bisa tersapu dengan mudahnya. Gelombang tsunami ini merambat dengan kecepatan yang tak terbayangkan. Ia bisa mencapai 500 sampai 1000 kilometer per jam di lautan. Dan saat mencapai bibir pantai, kecepatannya berkurang menjadi 50 sampai 30 kilometer per jam. Meski berkurang pesat, namun kecepatan tersebut sudah bisa menyebabkan kerusakan yang parah bagi manusia.

Jika kita mencermati proses terjadinya tsunami, tentu kita paham bahwa tak ada campur tangan manusia di dalamnya. Dengan demikian, kita tak memiliki kendali untuk mencegah penyebab tersebut. Namun, dengan persiapan dan kewaspadaan yang maksimal, kita bisa meminimalisir dampak bencana tsunami ini sendiri. Contoh yang baik sudah diperlihatkan Jepang. Meski rawan tsunami, namun kesadaran rakyatnya mampu menekan jumlah korban akibat bencana tersebut. 



Jumat, 31 Maret 2017

Proses Terjadinya Gunung Berapi

Proses Terjadinya Gunung Berapi – Gunung berapi adalah gunung yang terbentuk ketika magma dari bumi ke permukaan. Gunung berapi dapat diklasifikasikan menurut apakah itngkat kedahsyatan letusan dahsyat atau tenang, dan jenis bahan yang dimuntahkan selama meletus. Ketika meletus, gunung berapi memancarkan lava, bom vulkanik, terak, abu, gunung berapi, gas dan uap panag. Bahan dikeluarkan oleh letusan gunung berapi memiliki sifat yang ada batu lainnya.
Gunung berapi terbentuk hasil dari batu-ty cairan yang dikumpulkan di bawah kerak bumi. Keadaan yang sangat suhu panas di bawah kerak bumi menyebabkan batu-ty menjadi cair. Ini batu cair-ty dikenal sebagai magma.




Kebanyakan magma yang terbentuk sekitar 80 km ke 160 km di bawah permukaan bumi. Hot magma naik ke permukaan tekanan kerana bumi dan kurang padat dibandingkan dengan batuan sekitarnya. Magma mengalir keluar ke permukaan bumi melalui ventilasi vulkanik atau lohong diakui sebagai lava.
Kebanyakan gunung berapi terbentuk di daerah perbatasan piring. Para ilmuwan telah mengajukan teori lempeng tektonik menjelaskan proses pembentukan gunung berapi.

Susunan Gunung Api

Gunung berapi terbangun atas beberapa komponen dan membentuk sebuah struktur. Masing-masing komponen memiliki bagian dan fungsi yang saling mendukung sehingga terbentuklah aktivitas dari gunung berapi tersebut. Beberapa bagian dari gunung berapi antara lain adalah sebagai berikut.
1. Struktur Kawah
Struktur kawah merupakan bagian dari gunung berapi yang memiliki bentuk morfologi negatif atau depresi. Bagian ini terbentuk diakibatkan adanya aktivitas sebuah gunung berapi. Bagian kawah ini biasanya berbentuk bundardan berada pada bagian puncak gunung.
2. Kaldera
Kaldera merupakan bagian dari gunung berapi yang memiliki bentuk menyerupai kawah. Namun. garis tengah kaldera berukuran lebih dari 2km. Kaldera sendiri tersusun dari beberapa bagian. antara lain kaldera letusan akibat letusan besaryang melemparkan sebagian besartubuh kaldera tersebut.
Ada juga yang disebut dengan kaldera runtuhan. yaitu kaldera yang terbentuk karena sebagian tubuh gunung berapi runtuh akibat adanya material yang keluar dalam jumlah besar dari dapur magma. Ada juga kaldera resurgent, yaitu jenis kaldera yang terjadi karena runtuhnya sebagian gunung berapi dan proses ini berlanjut dengan runtuhnya blok di pertengahan kaldera. Kaldera erosi merupakan jenis kaldera yang timbul akibat proses erosi secara berkepanjangan di bagian dinding kawah. Hal ini kemudian menyebabkan bagian tersebut melebar sehingga terbentuklah kaldera.
3. Rekahan dan Graben
Rekahan dan graben merupakan bagian dari gunung berapi yang berupa retakan di bagian tubuh gunung. Pannjang retakan ini bisa mencapai puluhan kilometer serta kedalaman hingga ribuan meter. Rekahan pararel yang menjadikan bagian blog amblas disebut dengan graben.
4. Depresi Volkano Tektonik
Bagian ini terbentuk dengan diawali adanya deretan pegunungan yang kondisinya menyerupai pembentukan gunung berapi. Bagian ini terbentuk karena adanya pergeseran magma asam ke permukaan bumi dalam jumlah yang sangat besar. Magma asam sendiri asalnya dari kerak bumi dan depresi tersebut bisa terjadi dengan kedalaman puluhan hingga ribuan meter.

Proses Terjadinya Gunung Berapi
Gunung berapi dapat terbentuk ketika dua lempeng pertembungan ditetapkan. Terjunam Pertembungan ini menyebebkan satu piring di bawah piring lain. Zon Pengaturan ini akan kerana suhu yang sangat panas cair di bawah kerak bumi. Hal ini menambah bagian cair dari magma dalam mantel dan seterusnya mengalir keluar ke permukaan bumi dalam gunung berapi.
Gunung berapi juga ditemukan di zona Permatang laut. Dasar laut Perebakan berlaku di mana magma naik menolak litosfera berlawanan arah. Lava akan membentuk dasar laut sebagai Permatang laut. Gunung berapi di Islandia adalah pembentukan jenis ini.
Gunung berapi sebahagian terbentuk di tengah piring, piring jauh dari perbatasan sebagai Kepulauan Hawaii. Para ilmuwan menjelaskan bahwa batu tonggak mantel dipanaskan dan naik perlahan-lahan ke permukaan bumi. Munculnya magma ke permukaan bumi dianggarkan 13 cm sampai 15 cm per tahun. Ketika kepulan magma naik ke permukaan bumi, gunung berapi terbentuk. Proses pembentukan gunung api ini disebut hot spot (titik panas). Rajah di bawah ini menunjukkan tiga formasi vulkanik.
Istilah gunung berapi juga digunakan untuk nama fenomena pembentukan es gunung berapi atau gunung berapi es dan lumpur gunung berapi atau lumpur vulkanik. Es gunung berapi yang umum di daerah yang memiliki musim dingin yang bersalju, sedangkan gunung lumpur dapat dilihat di daerah Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah yang populer sebagai Bledug Kuwu.
Gunung berapi ditemukan di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang terletak di sepanjang Cincin Api Pasifik busur (Pacific Ring of Fire). Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya busur antara dua lempeng tektonik.
Gunung berapi ini ditemukan dalam berbagai bentuk sepanjang hidup mereka. Gunung berapi aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum menjadi tidak aktif atau mati. Namun gunung berapi istirahat yang mampu dalam waktu 610 tahun sebelum menjadi aktif kembali. Dengan demikian, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya dari sebuah gunung berapi itu, jika gunung berapi berada dalam keadaan istirahat atau telah meninggal.
Pergerakan lempeng telah menyebabkan empat busur vulkanik yang berbeda :
  1. Perluasan kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunung api tengah laut.
  2. Tumbukan antara kerak, di mana kerak samudera subduksi di bawah kerak benua. Sebagai hasil dari gesekan antara kerak terjadi pencairan batu dan lelehan batuan bergerak ke permukaan melalui celah-celah dan kemudian membentuk busur gunung berapi di tepi benua.
  3. Kerak benua dari satu sama lain secara horizontal, menyebabkan patah tulang atau kesalahan. Fraktur atau patah tulang ke permukaan jalan untuk mencairkan batu atau magma yang membentuk benua vulkanik busur atau banjir lahar tengah sepanjang fraktur.
  4. Penipisan kerak samudera karena pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagi magma menerobos ke dasar laut, ini adalah banjir terobosan magma dari lava membentuk deretan gunung berapi perisai.


Jumat, 24 Maret 2017

Proses Terjadinya Aurora

      Aurora merupakan pancaran cahaya pada langit daerah lintang tinggi, sebagai akibat atas pembelokan partikel angin matahari oleh magnetosfer ke arah kutub, serta adanya reaksi dengan molekul-molekul atmosfer. Matahari, atau Bintang merah yang menjadi pusat orbit planet-planet wilayah tatasurya ternyata hanyalah satu diantara milyaran bintang lainnya di galaksi bimasakti. Pada inti pusatnya, ia memiliki suhu 14 juta kelvin dengan tekanan 100 milyar kali lipat tekanan atmosfer di bumi. Cahaya yang dipancarkan matahari berasal dari reaksi fusi termonuklir yang terjadi pada inti bintang. Secara konveksi, energi hasil reaksi fusi tersebut dialirkan ke permukaan. Dari aliran konveksi tersebut, tercipta medan magnet yang sangat kuat di permukaan matahari. Daerah-daerah medan magnet tersebut relatif gelap (lebih dingin) dari pada sekitarnya, sehingga ia dinamakan bintik matahari atau sunspot.


          Menurut Pak Ma’rufin, sunspot ini dianggap sebagai bendungan pasir pada arus air yang liar, nah ketika kekuatannya sudah tak sanggup lagi menahan tekanan arus, maka ia akan ‘jebol’. ‘Jebol’nya sunspot ini akan memuntahkan kandungan energi yang disalurkan sebagai arus proton atau elektron. Energi yang dilontaran keluar matahari tersebutlah  yang disebut sebagai angin matahari. Jika dengan intensitas yang besar maka dinamakan badai matahari.
         Perjalanan angin matahari menuju bumi, dapat ditempuh selama 18 jam hingga 2 hari perjalanan antariksa. Ketika melewati Merkurius dan Venus, angin matahari akan langsung begitu saja menerpa atmosfernya, sehingga planet tersebut mengalami peningkatan suhu yang luar biasa akibat dari terpaan aliran proton dan elektron yang dibawanya. Namun demikian, lain halnya ketika angin matahari itu menghantam bumi.
          Bumi ini bagaikan magnet yang berukuran sangat besar, dengan kutub-kutub magnetnya hampir berdekatan dengan kutub geografis bumi. Sehingga bumi ini dilapisi oleh medan magnet (magnetosfer) yang berbentuk sebuah perisai yang mirip dengan buah apel, dimana bumi berada pada inti buahnya dan magnetosfer berada pada kulit buah apel.magnetosfer ini terdiri dari beberapa lapisan, dengan lapisan terbawahnya, sabuk radiasi van allen yang berada di sekitar ekuator (khatulistuwa). Layaknya sebuah perisai, magnetosfer dan sabuk van allen melindungi bumi dari terpaan partikel angin matahari.

             Ketika angin matahari menerpa magnetosfer, partikel-partikel angin matahari dibelokkan dan tertarik menuju kutub medan magnet bumi. Semakin tinggi energi partikel, maka semakin dalam lapisan magnetosfer yang berhasil ditembus olehnya. Aliran partikel yang tertarik ke kutub medan magnet bumi akan bertumbukan dengan atom-atom yang ada di atmosfer. Energi yang dilepaskan akibat reaksi dari proton dan elektron yang bersinggungan dengan atom-atom di atmosfer, dapat dilihat secara visual melalui pendar cahaya yang berwarna-warni di langit, atau yang kita kenal sebagai Aurora. Di kutub utara bumi, aurora ini disebut sebagai aurora borealis, dan di kutub selatan, disebut sebagai aurora australis.
Reaksi antara partikel angin matahari dengan atmosfer bumi, menghasilkan berbagai macam warna pada aurora. Perbedaan warna ini dipengaruhi oleh jenis atom yang berinteraksi dengan proton dan elektron, mengingat pada ketinggian-ketinggian tertentu, jenis atom penyusun atmosfer tidaklah sama. Pada ketinggian di atas 300 km, partikel angin matahari akan bertumbukan dengan atom-atom hidrogen sehingga terbentuk warna aurora kemerah-merahan. Semakin turun, yakni pada ketinggian 140 km, partikel angin matahari bereaksi dengan atom oksigen yang membentuk cahaya aurora berwarna biru atau ungu. Sementara itu, pada ketinggian 100 km proton dan elektron bersinggungan dengan atom oksigen dan nitrogen sehingga aurora tervisualisasikan dengan warna hijau dan merah muda.


         Jika teman-teman berniat dan berminat untuk melihat keelokan aurora secara langsung, bisa langsung saja berkunjung ke daerah-daerah lintang tinggi, seperti Kanada, New Zeland, Antartika, dll. Ketika aktivitas matahari dalam keadaan stabil, maka frekuensi terbentuknya aurora lebih sering pada bulan-bulan ekuinoks. (ekuinoks musim semi jatuh pada tanggal 23 Maret, dan ekuinoks musim gugur adalah tanggal 21 September). Namun demikian ketika aktivitas matahari sedang meningkat, atau dengan kata lain intensitas angin matahari tinggi, maka cahaya aurora pun akan terbentuk semakin terang.


Selasa, 21 Maret 2017

Pemanasan Global dari Waduk Jatigede


Berita - Sumedang, Berdasarkan keadaan, waduk dibuat untuk generasi hidro-elektrik juga dapat mengurangi atau menambah produksi bersih dari gas rumah kaca. Peningkatannya dapat terjadi jika terdapat pembusukan material tumbuhan di daerah banjir di anaerobik melepaskan lingkungan (metana dan karbon dioksida).
Siswa dari Institut Nasional untuk penelitian dari Amazon menemukan bahwa waduk hidroelektrik melepas karbondioksida dalam jumlah besar akibat membusuknya pohon-pohon yang telah tumbang di waduk, khususnya selama dekade pertama setelah penutupan. Hal ini membuat dampak pemanasan global dari bendungan meningkat jauh lebih tinggi daripada pembangkit listrik yang menghasilkan kekuatan yang sama dari bahan bakar fosil. Menurut laporan World Commission on Dams, ketika bendungan relatif besar, emisi gas rumah kaca dari reservoir bisa lebih tinggi daripada pembangkit listrik berbahan bakar minyak konvensional. Sebagai contoh, pada tahun 1990, dampak impoundment di balik Balbina Dam di Brasil (diresmikan pada 1987) pada pemanasan global 20 kali lebih besar dari pembangkit listrik yang menghasilkan kekuatan yang sama dari bahan bakar fosil.

Permasalahan utama di semua ekosistem perairan di Indonesia adalah eutrofikasi (pengkayaan nutrien), sedimentasi, dan pencemaran. Apabila sumberdaya perairan dan ekosistemnya rusak, maka energi yang merupakan sumber fungsi utama akan menjadi masalah yang serius. Perairan merupakan indikator pertama yang menerima dampak dari kerusakan ekosistem tersebut. Salah satu penyebab terjadinya kerusakan ekosistem perairan adalah perubahan iklim. Dampak adanya fenomena penyimpangan iklim yang terjadi di wilayah Indonesia di antaranya: banjir, longsor, kekeringan, gagal panen, gagal tanam, kebakaran hutan, gelombang pasang, dan angin puting beliung (Rusbiantoro, 2008).
Pemanasan global adalah meningkatnya suhu rata-rata di atmosfir, laut, dan daratan. Bagi Indonesia, meskipun konstribusinya terhadap percepatan pemanasan global tidak sebesar negara-negara maju, tetapi tetap menjadi perhatian dalam pembahasan iklim global. Hal utama yang diperhatikan dari Indonesia terhadap percepatan pemanasan global di antaranya percepatan kerusakan hutan, padahal hutan tropis merupakan paru-paru bumi yang menyerap paling banyak karbon dari udara (Rusbiantoro, 2008).
             Pemanasan global diproyeksikan akan berpengaruh terhadap kondisi ekosistem, kondisi sosial dan ekonomi, meningkatnya tekanan terhadap sumber mata pencaharian yang berimplikasi pada penyediaan pangan, termasuk pengaruhnya bagi kegiatan akuakultur. Di bidang akuakultur, perubahan yang terjadi baik berupa tingkat produktivitas, distribusi, komposisi spesies, dan lingkungan sehingga dapat menyebabkan perubahan dalam operasional akuakultur. Menurut Cochrane et al. (2009), ada empat kategori pengaruh signifikan dari pemanasan global terhadap ketahanan pangan yaitu: (1) ketersediaan (availability) pangan akan bervariasi karena perubahan lingkungan, ketersediaan stok ikan, dan distribusinya; (2) stabilitas (stability) penyediaan pangan akan terpengaruh karena perubahan musim, meningkatnya perubahan produktivitas ekosistem dan variabilitas suplai pangan, dan risiko; (3) akses (access) kepada sumber pangan akan dipengaruhi karena perubahan mata pencaharian dan kesempatan berusaha; dan (4) pemanfaatan (utilization) dari produksi perikanan juga akan terpengaruh, sebagai contoh masyarakat perlu menyesuaikan diri dengan jenis ikan yang sebelumnya belum pernah dikonsumsi.




Global Warming
Perubahan iklim merupakan situasi yang saat ini kita hadapi dan tidak dapat ditawar lagi kecuali dengan meredam lajunya. Yakni dengan memahami proses-proses yang terjadi di alam, wawasan kita dapat dibuka tentang bagaimana dan mengapa iklim itu berubah.

Dari itulah kita akan sadar bahwa secara alamiah iklim itu memang akan berubah meskipun tanpa campur tangan manusia. Tetapi hal tersebut dipercepat dengan adanya aktivitas manusia, berawal dari revolusi industri hingga kini, maka iklim berubah dengan drastis.

Mungkin semua orang tahu bahwa penyebab utama perubahan iklim adalah meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di udara yang menyebabkan temperatur di permukaan bumi meningkat. Kita juga mungkin paham bahwa hutan kita adalah paru-paru dunia karena kemampuannya menyerap karbon dioksida (CO2), sehingga kita berusaha untuk menjaga hutan agar tetap hijau dan menghijaukan area terbuka. Namun, belum banyak yang paham bahwa perairan kita yang sangat luas itu juga memiliki potensi dalam mengatur kesetimbangan CO2 di atmosfer. Potensinya adalah dapat sebagai penyimpan dan atau penyumbang CO2. Tetapi, kita belum tahu persis potensi yang mana yang kita miliki.
Waduk adalah ekosistem perairan yang menerima input materi dari ekosistem daratan, termasuk karbon. Apabila materi tersebut adalah makhluk hidup atau sisa dari makhluk hidup, suatu saat materi tersebut akan terdegradasi menghasilkan anorganik karbon yang salah satunya adalah CO2. Memang benar, material organik tadi dapat terbenam di dasar danau, tetapi hampir semua danau yang ada di Indonesia dapat mengalami pengadukan sempurna sehingga CO2 dan material lainnya di dasar itu mampu kembali ke permukaan. Adanya aktivitas fotosintesis-respirasi memengaruhi CO2 di permukaan, tetapi tidak cukup signifikan karena keduanya berada cukup seimbang. Lebih lanjut jika konsentrasi CO2 di lapisan permukaan air sangat tinggi dan jenuh, CO2 akan terlepas ke udara. Sehingga bisa dibayangkan, jika waduk Jatigede mempunyai luas sebesar ± 1.711,11 ha meliputi Desa Cijeungjing, Desa Jemah, Desa Sukakersa, Desa Ciranggem dan Desa Mekarasih, bila telah terair semuanya, maka CO2 yang terlepas ke udara dan menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca juga besar.
Waduk hanyalah salah satu bagian dari siklus karbon yang mungkin terlewatkan dalam pemikiran kita sebagai penyumbang emisi gas rumah kaca. Wajib dipahami bahwa untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, haruslah ditelaah semua segi kehidupan, termasuk perilaku kehidupan sehari-hari karena manusia merupakan pemeran utama dalam beberapa siklus yang ada di muka bumi.
Sumbangsih waduk pada emisi gas rumah kaca di udara bertolak secara alamiah. Namun, pengelolaan waduk yang salah arah dapat menyebabkan waduk itu berperan sebagai penghasil emisi gas rumah kaca yang sangat potensial. Cukup banyak waduk di Indonesia yang mengalami tekanan lingkungan sehingga memiliki potensi melepas emisi gas rumah kaca dalam jumlah yang besar.
Material organik, seperti sisa aktivitas pertanian, pakan ikan, lumpur, dan pencemar lainnya sangat berpotensi untuk terdegradasi menjadi emisi gas rumah kaca. Memang, perlu ada penelitian lebih lanjut dan detail pada ekosistem ini agar peran masing-masing dapat lebih dipahami.


Dampak Global Warming Terhadap Waduk Jatigede
Adapun kaitannya dengan perubahan ekosistem fauna di waduk jatigede, maka hal tersebut perlu dikaji lagi, karena pada hakikatnya perubahan iklim dapat mengubah rantai makanan di dalam waduk Jatigede secara keseluruhan dan sumber daya perikanan pada khususnya. Berubahnya rantai makanan akan memberikan perubahan struktur populasi perikanan yang tidak dikehendaki. Fenomena ini sudah banyak teramati di Indonesia, antara lain ditandai dengan bergesernya musim ikan, dan berubahnya fishing ground kelompok ikan jenis tertentu.
Skenario yang tidak menyenangkan ini tidak hanya terbatas pada perikanan tangkap, tapi juga terhadap perikanan budidaya antara lain melalui pengaruh berbahaya kualitas air, peningkatan penyakit pest dan penyakit-penyakit lainnya. Sumberdaya waduk jatigede jika tidak diwaspadai dapat berada pada situasi yang kritis dan terancam.
Meningkatnya suhu permukaan air menyebabkan beberapa jenis ikan akan beradaptasi dengan mengubah kelaminnya menjadi jantan. Akibatnya, suatu kawasan tertentu akan didominasi ikan berjenis kelamin jantan. Hal itu tentu saja bisa mengancam perkembangbiakan ikan. Pada prinsipnya perubahan iklim akan menyebabkan biota yang sensitif terancam punah, sedangkan biota yang adaptif akan mempertahankan hidupnya dengan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
Sebuah studi populasi ikan di sungai-sungai, danau, Laut Baltik dan Laut Utara yang dilakukan oleh Dr. Martin Daufresne di Institut Riset Pertanian Publik dan Lingkungan Cemegref di Lyon, Prancis menemukan penyesuaian antara air yang memanas dan ukuran ikan yang menyusut.
Ia mengatakan bahwa bahkan plankton dan bakteria telah berkurang ukurannya karena air yang memanas, studi tersebut juga menemukan bahwa hewan-hewan air ini telah kehilangan setengah massa tubuh rata-rata mereka dalam 20 – 30 tahun terakhir, dengan spesies lebih kecil sekarang membentuk proporsi populasi ikan yang lebih besar. Dalam penelitian hewan darat, efek penyusutan yang sama telah teramati dalam domba Skotlandia. Dan ini pula yang harus diwaspadai pada waduk jatigede, meskipun harus ada penelitian yang lebih akurat.
Waduk Jatigede Semakin Hangat



Selain penelitian di atas, ternyata ada tren menarik di waduk Jatigede, yaitu peningkatan suhu air waduk Jatigede dalam 3 bulan ini. Hal ini mungkin tidak pernah terfikirkan karena biasanya penelitian terkonsentrasi pada degradasi kualitas air.
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan, perairan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan meningkatnya suhu , belum lagi ditambah dengan sedimentasi akibat erosi lahan, sehingga air mengembang dan terjadi kenaikan permukaan air yang mengakibatkan usia waduk semakin berkurang. Menurut penelitian, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat, termasuk pada perairan waduk Jadigede yang semakin menghangat.
Dari pemantauan di waduk Jatigede, akibat suhu waduk Jatigede yang menghangat, maka menyebabkan meningkatnya uap di waduk Jatigede. Penguapan di waduk  Jatigede adalah sebesar 3 ml/m3. Jika volume waduk jatigede adalah sebesar 6 milyar m3, maka penguapan waduk jatigede adalah sebesar 18 juta liter/hari. Hal ini menyebabkan penguapan di waduk Jatigede sangat besar yang mnyebabkan hujan ekstrem dan mempengaruhi iklim yang ekstrem di sekitarnya.
Namun, peran serta seluruh pihak, baik dari masyarakat, pemerhati maupun pemerintah sangatlah dibutuhkan dalam menyikapi isu perubahan iklim ini, terutama di waduk jatigede. Kita bisa melakukan upaya pengendalian supaya unsur-unsur karbon penyumbang emisi gas rumah kaca dikurangi, seperti melakukan penghijauan, mengurangi jumlah jaring apung, dan mengurangi masuknya limbah dari pertanian maupun industri. Lakukan apa yang bisa kita lakukan, sekecil apapun.


Selasa, 14 Maret 2017

Penemuan Radio Aktif dan Sinar Radio Aktif





Unsur /zat radioaktif adalah zat yang secara spontan memancarkan sinar/radiasi. Sinar yang di pancarkan disebut sinar radio aktif

Sebelum belajar tentang radioradio aktif, masih ingatkah kalian tentang penyusun suatu atom ? atom tersusun dari eletron yang mengelilingi inti atom. Proton dan neutron menjadi partikel penyusun inti atom yang di kenal dengan sebutan nekleon.



Atom dari suatu unsur memiliki jumlah proton yang sama. Atom memiliki jumlah proton sama tetapi  memiliki jumlah neutron berbeda. Di sebut isotop. Isotop isotop unsur memiliki sifat kimia yang sama. Perbedaannya terletak pada sifat fisik berkaitan dengan massa atomnya.

Sering kita temua unsur dengan jumlah proton berbeda tetapi memiliki jumlah neutron berbeda. Unsur unsur demikian disebut isobar. Selanjutnya apa yang dimaksut dengan unsur radioaktif ? bgaimana ia di temukan ? simaklah baik baik uraian berikut.

                                                  

a. Wiliam wolfgang rontgen (1895)

Penelitian tentang radioaktif di awali dari penemuan wiliiam wolfgang rontgen pada tahun 1895 ia mendeteksi sinar-X  fluorasensi yang di timbulkannya dari bahan – bahan tertentu dan ia juga mendorong para ilmuan mempelajari sinar – sinar berenergi tinggi.



b. Antoine henry becquerel (1896)

Antoine henry becquerel pada tahun 1896, melakukan percobaan kebalikan dari apa yang di lakukan oleh rontgen. Ia ingin mengetahui apakah sinar – X dapat di hasilkan oleh bahan fluoresen yang distimulasi dengan intensitas tinggi. Dalam percobaannya ia meletakkan garam uranium pada pelak potografik yang dilapisi kertas hitam, kemudian di sinari dengan cahaya metahari. Setelah di cuci mendapatkan pelat tersebut berkabut. Berdasarkan hasil penyelidikannya fluoresen, melainkan radiasi dari uranium itu sendiri.radiasi yang dipancarkan mempunyai daya tembus yang tinggi. Selanjutnya, unsur yang dapat menimbulkan radiasi di sebut unsur radioaktif dan sinar yang di pancarkannya disebut sinar radioaktif



c. Marie curie (1898) dan piere curie(1898)

Pada tahun 1898, marie dan piere curie menemukan fenomena yang sama dengan yang di temukan oleh becquerel pada picthblende, tetapi energinya lebih tinggi. Dari fenomena tersebut merie dan piere curie menemukan unsur polonium, radium,thorium sebagai unsur yang dapat memancarkan energi  ( radiasi ) yang tidak di pengaruhi oleh sifat kimia ataupun sifat fisis dari unsur tersebut. penelitian ini terus berkembang, tidak hanya terbatas pada radionuklida  (unsur radioaktif) alam saja, tetapi juga dalam pembuatan radionuklida buatan .



d. Ernest rutherford dan frederick  soddy (1898)



Pada tahun yang sama Ernest rutherford dan frederick  soddy menemukan adanya unsur   radon yang dapat memancarkan radiasi seperti sinar- X, tetapi sinar radiasinya berbeda dengan sinar – X. dari percobaannya  Ernest rutherford dan frederick  soddy menemukan tiga jenis sinar yang dipancarkan oleh bahan radioradioaktif. Ketiga sinar tersebut dinamakannya sinar alfa (α), sinar beta (β), dan sinar gama (γ). Ketiga sinar radiasi itu selanjutnya di sebut sinar radioaktif.

Ketiga sinar radioaktif tersebut mempunyai karakteristik ( ciri khas ) yang berbeda beda sinar α tidak dapat menembus lempeng logam dengan ketebalan kurang dari 100cm, sedangkan sinar β dapat menembus lempung logam setebal 100cm, daya tembusnya sampai 100 kali lebih kuat dari pada sinar α. Sinar γ memiliki daya tembus lebih kuat, bahkan dapat menembus lempengan timbel sampai beberapa cm. pengamatan Ernest rutherford terhadap pangaruh medan listrik terhadap ketiga sinar radioaktif tersebut menunjukkan bahwa sinar α bermuatan positif, sinar β bermuatan negatif, dan sinar γ merupakan suatu gelombang elektomagnetik berenergi tinggi yang tidak bermuatan.

   Untuk mengetahui lebih jauh tentang ke tiga sinar radioaktif tersebut , Ernest rutherford menampung masing masing sinar tersebut dalam ruang kaca yang tidak tertembus sinar itu, dan kemudian mengamati spektrumnya. Dari pengamatannya itu ternyata perbandingan massa dan muatan serta spektrumnya sesuai dengan perbandingan massa dan muatan serta spektrum dari ion He2+, maka di simpulkan bahwa sinar α merupakan inti helium. Dengan cara yang sama di simpulkan bahwa sinar β merupakan eletron.







Berdasarkan proses pembentukannya di alam, radionuklida dapat di kelompokkan menjadi :

Ø  Radionuklida alam primer

 Nuklida ini terbentuk secara alamia, bersifat radioaktif, dan mempunyai waktu paruh yang panjang sehingga sampai sekarang masih di temukan.

Ø  Radionuklida alam sekunder

Nuklida radioaktif ini terbentuk secara alamia dari hasil peluruhan radionuklida alam primer.

Ø  Radionuklida alam terinduksi

Radionuklida ini secara terus menerus terbentuk di alam. Meskipun mempunyai waktu paruh yang relatif pendek, nuklida ini selalu di temukan di alam dengan kelimpahan tertentu

Ø  Radionuklida buatan

Radionuklida ini merupakan hasil transmutasi inti di laboratorium melalui reaksi inti.


Rabu, 08 Maret 2017

Hubungan Ilmu Alamiah Dasar dengan Psikologi

            Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan proses mental. Psikologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwa manusia dimana psyche = jiwa dan logos =ilmu pengetahuan. Ini jelas berkaitan dengan ilmu alamiah. Ilmu alamiah dasar tidak bisa lepas dari ilmu sosial yang berarti sangat erat kaitannya dalam membentuk tingkah laku manusia. Bagaimana hubungan antar sesama makhluk sosial, cara pandang dalam menentukan norma-norma kehidupan lingkungan bermasyarakat. Kaidah ilmu alamiah dasar sangat erat kaitannya yang sama-sama membahas tentang bagaimana pola kehidupan seseorang dan orang-orang disekelilingnya. Berikut Hubungan Ilmu-Ilmu Alamiah Dasar dengan Psikologi.
1.    

              1.   Matematika dengan Psikologi
           Matematika adalah ilmu berhitung dan memcahkan masalah dengan keterkaitan angka-angka. Matematika juga berhubungan dan mempelajari tentang logika. Logika pada dasarnya sudah ada sejak manusia itu dilahirkan, karena logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Oleh karena itu, logika dapat mempengaruhi suatu tingkah laku manusia itu sendiri. Hal ini sangat berhubungan dengan ilmu psikologi.
          Banyak diantara cabang ilmu matematika, yang diterapkan pada ilmu psikologi, contohnya : statistika, himpunan, logika, dan lain-lain. Biasanya cabang ilmu – ilmu itu diterapkan dalam bentuk tes psikologis (statistika), logika yang ada hubungannya dengan kepemimpinan (kepemimpinan dibahas dalam ilmu psikologi), dan sebagainya. Contoh nya yaitu dalam ilmu alamiah dasar mempelajari matematika dengan salah satu pembahasannya statistika, pelajaran ini dibutuhkan dalam ilmu psikologi terutama dalam menghitung perbandingan dari hasil subyek yang diteliti. Sehingga dengan mudah peneliti bisa mengetahui hasil yang telah diteliti. Hubungan antara matematika dan psikologi tentunya sudah pasti sangat erat, terutama di zaman modern ini. Karena itulah evolusi matematika dapat dipandang sebagai sederetan abtraksi yang selalu bertambah banyak, atau perkataan lainnya perluasan pokok masalah. Abstraksi mula-mula, yang juga berlaku pada kebanyakan binatang, adalah tentang bilangan.
          Matematika juga bisa disebut sebagai ilmu Logik, contoh nya pada tes masuk Perguruan Tinggi, para calon mahasiswa/i biasanya harus mengikuti tes terlebih dahulu, yaiu sebuah tes tulis dengan materi Bahasa Inggris,dan matematika. Secara tidak langsung kita akan diukur kemampuan seberapa jauh pola berfikir cepat dan cara kita menyelesaikan masalah. Menghitung hasil dari Tes IQ juga bisa menggunakan teori statistika untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pola fikir dengan cara menghitung distribusi frekuensi kelompok dengan ukuran tendensi sentral dan letak nilai dan yang patut kita tahu bahwa matematika membentuk pola berpikir kritis, kreatif, inovatis, dan mandiri serta mampu menyelesaikan masalah secara tepat dan dapat ditanggungjawabkan.

2.     2. Biologi dan Psikologi
            Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup contoh nya manusia, hewan dan serta tumbuhan. Ilmu ini juga memiliki keterkaitan dengan ilmu psikologi. Contohnya pada biologi membahas tentang struktur-struktur ataupun keadaan jasmani manusia baik dari luar maupun dari dalam. Tentu hal ini diperlukan dalam psikologi untuk mengetahui penyebab atau gejala-gejala yang dialami seseorang apalagi yang biasanya berhubungan dengan terganggu nya psikis seseorang tersebut. Contoh aplikasi hubungan biologi dengan psikologi adalah biopsikologi dan psikologi faal yang dipelajari oleh mahasiswa psikologi.

3.      3. Fisika Kimia dan Psikologi

        Dalam Ilmu Psikologi, ilmu Kimia dan Fisika sangat berpengaruh dalam cabang ilmu ini. Bahkan ilmu Kimia dan Fisika memberikan cabang ilmu lain dalam psikologi yaitu, Psikofisika dan Neurokemis Perilaku. Psikofisika dianggap suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan kuantitatif antara kejadian-kejadian fisik dan kejadian-kejadian psikologis. Dalam arti luas yang dipelajari adalah hubungan antara stimulus dan respon. Seperti telah disebutkan di atas upaya mereka adalah untuk menemukan hukum-hukum umum, seperti misalnya hokum Weber dan Fechner tentang nisbah pertambahan perangsang menimbulkan pertambahan respon (sensasi). Ilmu kimia adalah cabang ilmu pengetahuan alam yang khusus mempelajari susunan dan struktur zat serta perubahannya. Secara garis besar kimia, hal ini saya kaitkan dengan Human Relationship atau hubungan manusia seperti hubungan keluarga, pertemanan, dan berpacaran. Ikatan kimia adalah daya tarik menarik antar atom yang menyebabkan suatu senyawa kimia dapat bersatu. Kekuatan daya tarik menarik ini menentukan sifat- sifat kimia dari suatu zat, dan cara ikatan kimia berubah. (James E. Brady, Kimia Universitas:Asas dan Struktur, 1999). Ini sesuai dengan konsep hubungan pada manusia, pada dasarnya manusia memiliki ikatan karena ada daya tarik menarik antara satu dengan yang lain. Mungkin kareana kebutuhan atau tuntunan sosial, dan kekuatan daya tarik itulah yang akan menentukan sifat hubungan yang terjalin. Secara tidak langsung, dalam menjalin hubungan ada kebutuhan untuk lebih stabil dan memenuhi satu sama lain. Neurokemis perilaku adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku seseorang dengan mempelajari kandungan-kandungan kimia dalam tubuh seseorang. Karena keadaan jiwa seseorang dapat dipengaruhi oleh zat kimia pada system syaraf seseorang. Seperti seseorang yang schizophrenia yang penyebabnya karena tidak seimbangnya kadar cairan(dopamine) pada otak, atau seprti anak autis disarankan mengkonsumsi obat-obatan untuk membuatnya lebih tenang. Jadi, ilmu fisika dan kimia juga memiliki peran penting dan memberikan suatu yang berarti untuk ilmu psikologi.


Selasa, 07 Maret 2017

Fenomena Pelangi Api


      Sebuah circumhorizontal busur adalah fenomena optik, es-halo terbentuk oleh kristal es berbentuk piring di tingkat tinggi awan cirrus.
Nama lain untuk fenomena circumhorizon busur dan simetris lebih rendah 46 ° piring busur. Istilah “api pelangi” juga telah digunakan untuk menggambarkan fenomena ini, walaupun benar berbicara busur bukan merupakan pelangi.
Halo lengkap adalah besar dan indah berwarna multi-band yang sejajar dengan cakrawala dengan pusatnya di bawah matahari. Jarak di bawah matahari dua kali sejauh 22-derajat Common halo. Merah adalah warna paling atas. Sering kali, ketika awan membentuk lingkaran kecil atau tambal sulam, hanya fragmen busur terlihat.
Ada sebuah mitos bahwa halo jarang. Seberapa sering itu dilihat tergantung pada lokasi dan, khususnya, lintang. Di Amerika Serikat ini adalah relatif halo Common melihat beberapa kali setiap musim panas di satu tempat. Sebaliknya, sangat jarang di pertengahan garis lintang dan Eropa Utara.


         Untuk terbentuk Halo matahari harus sangat tinggi di langit, di ketinggian 58 ° atau lebih. Cirrus awan atau kabut yang mengandung relatif besar berbentuk lempengan kristal es juga harus hadir. Ketinggian matahari persyaratan memiliki konsekuensi bahwa lingkaran adalah mustahil untuk melihat di lokasi sebelah utara 55 ° N atau selatan dari 55 ° S (meskipun busur circumhorizon lunar mungkin terlihat). Lintang lain itu terlihat untuk waktu yang lebih besar atau lebih kecil di sekitar titik balik matahari musim panas.
         Lingkaran dibentuk oleh sinar matahari masuk berorientasi horizontal kristal es heksagonal datar melalui sisi vertikal wajah dan keluar lewat bawah horisontal di dekat wajah. Tidak ada persyaratan bahwa piring menjadi kental. Pada prinsipnya, Parry berorientasi kolom kristal juga dapat menghasilkan busur – meskipun hal ini jarang terjadi.
        90 ° kecenderungan antara pintu masuk dan keluar sinar wajah yang baik menghasilkan spektrum warna yang dipisahkan dan, jika keterpaduan kristal tepat, membuat seluruh awan cirrus muncul untuk bersinar.Sebuah busur circumhorizontal dapat sulit dibedakan dari busur infralateral ketika matahari tinggi di langit. Yang terdahulu selalu sejajar dengan cakrawala sedangkan yang kedua kurva ke atas pada ujung-ujungnya.



Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Circumhorizontal_arc


Jumat, 03 Maret 2017

Proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan



Salah satu ciri makhluk hidup adalah mampu tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume atau ukuran (jumlah, massa, berat, tinggi, panjang, luas, tebal). Pertumbuhan bersifat ireversibel (tidak dapat balik). Merupakan hasil dari proses pembelahan sel. Pertumbuhan dapat diukur secara kuantitas, misalnya kilogram, centimeter, dan mililiter.
Perkembangan adalah proses spesialisasi (mempunyai sifat dan fungsi tertentu yang berbeda dengan yang lain) sel-sel menuju struktur tertentu. Perkembangan diukur secara kualitas, misalnya tingkat kedewasaan atau kematangan.


Pertumbuhan pada tumbuhan
        Pertumbuhan tanaman sering diidentifikasi pada tinggi batang, panjang akar, luas permukaan daun, berat kering tanaman, dan lain-lain. Pertumbuhan tanaman terjadi terutama pada jaringan meristem, yaitu jaringan yangsel-selnya selalu aktif membelah secara mitosis. Peristiwa ini tampak pada ujung batang, ujung akar, dan kambium. Khusus pada tumbuhan monokotil, jaringan meristem terdapat pada pangkal masing-masing ruas (tepat di atas buku-buku) batang. Ada 3 jenis meristem, yaitu meristem primer, meristem sekunder, dan meristem interkalar. Alat yang digunakan untuk mengukur pertambahan tinggi batang adalah auksanometer.




Ada dua tipe pertumbuhan pada tanaman:
  • Pertumbuhan primer, merupakan pertumbuhan yang menyebabkan pemanjangan akar dan batang. Pertumbuhan ini terjadi pada embrio, ujung batang, dan ujung akar. Jaringan yang berperan dalam pertumbuhan ini adalah meristem sekunder.
  • Pertumbuhan sekunder, merupakan pertumbuhan yang menyebabkan pembesaran batang maupun akar. Jaringan yang berperan dalam pertumbuhan ini adalah meristem sekunder atau biasa dikenal dengan kambium. Pertumbuhan sekunder hanya ditemui pada tumbuhan dikotil karena memiliki kambium. Akibatnya, batang tanaman dikotil dapat terus membesar (misalnya pohon jati), sedangkan tanaman monokotil tidk dapat terus membesar (misalnya pohon kelapa).

Gambar 1. Perbedaan penampang melintang batang monokotil dan dikotil
Faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan tumbuhan
A. Faktor dari dalam tumbuhan (internal)
  1. Faktor genetik, gen dalam inti sel berperan dalam mengendalikan semua metabolisme sel. Bentuk, struktur, fungsi, dan aktivitas sel ditentukan oleh ekspresi gen. Akibatnya, sifat tanaman yang satu dengan yang lain tidak ada yang sama karena susunan gen yang berbeda-beda.
  2. Hormon/ phytohormon, merupakan senyawa organik yang disintesis oleh sel dan disekresikan ke tumbuhan pada bagian yang lain. Contoh hormon tumbuhan:
  • Auksin (IAA = Indol Acetat Acid). Hormon ini ditemukan di ujung koleoptil atau ujung batang dan akar. Fungsi dari hormon ini adalah mendorong pemanjangan batang/ pucuk, merangsang pertumbuhan akar adventif pada batang/ stek batang, dan memacu dominasi tunas apikal/ tunas diujung batang. Hormon ini “takut” dengan sinar matahari sehingga memunculkan arah pertumbuhan batang yang bengkok.

Gambar 2. Pengaruh cahaya matahari terhadap auksin ujung batang
  • Giberelin (GA = Giberelin Acid). Ada beberapa fungsi hormon GA yaitu memacu pertumbuhan batang, merangsang perkecambahan biji dan tunas, merangsang pembentukan bunga, dan merangsang perkembangan buah tanpa biji (partenokarpi).
  • Sitokinin. Hormon sitokinin merangsag proses pembelahan sel (sitokinesis). Ada beberapa fungsi sitokinin, diantaranya adalah memacu pembelahan sel, metabolisme, dan pembentukan organ, memacu perkembangan kuncup samping, memacu pembesaran sel pada kotiledon dikotil, dan menunda penuaan tanaman.
  • Asam absisat (ABA). Hormon ini merupakan hormon jenis penghambat pertumbuhan. Hormon ini berfngsi untuk memacu pengguguran buah dan daun, menyebabkan dormansi, menghambat sintesis RNA, memacu produksi amilum yang akan disimpan, dan memacu penghasilan gas etilen.
  • Gas etilen. Etilen merupakan senyawa berbentuk gas/ uap yang dihasilkan dari buah yang sudah matang. Gas etilen menghambat produksi auksin, mempercepat pematangan buah, serta menyebabkan daun dan bunga mudah gugur. Bau dari gas inilah yang merangsang serangga lalat rumah mengerumuni buah yang sudah tua.
B. Faktor dari luar tumbuhan (eksternal)
1.Nutrisi (zat hara)
Seperti halnya makhluk hidup yang lain, tumbuhan juga memerlukan makanan untuk pertumbuhan. Ada 2 jenis nutrisi yang diperlukan, yaitu:
  • Makroelemen (unsur yang diperlukan dalam jumlah besar): Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Sulfur (S), Phospor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), dan Magnesium (Mg).
  • Mikroelemen (unsur yang diperlukan dalam jumlah sedikit): Besi/ Ferrum (Fe), Klorin (Cl), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Molibden (Mo), Boron (Bo), dan Nikel (Ni).
2. Air
             Fungsi air yang utama adalah sebagai bahan fotointesis. Air akan mengalami proses fotolisis (pemecahan air/ H2O menjadi hidrogen dan oksigen) di dalam klorofil daun. Selain itu, air berfungsi untuk mengaktifkan enzim-enzim saat perkecambahan (germinasi) biji dan sebagai pelarut zat-zat hara yang ada di dalam tanah sehingga bisa diangkut masuk ke dalam tubuh tumbuhan.

3. Cahaya
        Tiap tumbuhan memerlukan intensitas cahaya yang berbeda-beda. Meskipun demikian, semua tumbuhan memerlukan cahaya untuk proses fotosintesis. Sumber cahaya utama berasal dari matahari. Cahaya matahari akan digunakan untuk mengaktifkan klorofil. Warna cahaya yang digunakan untuk fotosintesis adalah warna merah dan biru. Tanaman yang kekurangan cahaya matahari akan mengalami kelayuan dan daun berwarna kuning. Peristiwa ini disebut etiolasi.

4. CO2/ karbondioksida
      Karbondioksida diperlukan tumbuhan dalam proses fotosintesis. Ada 2 tahap fotosintesis yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Pada saat reaksi gelap, dibutuhkan karbondioksida dalam jumlah banyak untuk menghasilkan produk akhir fotosintesis yaitu amilum.

5. Suhu dan kelembaban
            Setiap tumbuhan memiliki tingkat suhu dan kelembaban yang berbeda-beda agar bisa tumbuh dengan optimal. Suhu dan kelembaban berpengaruh terhadap aktivitas kerja enzim dan membuka atau menutupnya mulut daun (stomata). Pada umumnya, jika suhu terlalu tinggi dan kelembaban rendah, maka stomata akan menutup untuk mengurangi penguapan air dari tubuh tumbuhan. Sebaliknya, jika suhu terlalu rendah dengan kelembaban yang tinggi, maka stomata akan membuka sehingga tumbuhan tidak kelebihan air.


Sumber : http://belajarsains.net/proses-pertumbuhan-dan-perkembangan-pada-tumbuhan/


Selasa, 28 Februari 2017

Proses Terjadinya Hujan

Proses Terjadinya Hujan.

               Proses terjadinya hujan. Hujan merupakan peristiwa alami di bumi yang sudah tidak asing lagi buat manusia. Tetesan-tetesan air tersebut dapat menjadi sumber air yang sangat penting bagi seluruh makhluk hidup di dunia ini.

Lantas, pernahkah Anda memikirkan tentang proses terjadinya hujan tersebut, bagaimana awalnya, hingga timbul titik-titik air ke atas permukaan bumi?


Proses Terjadinya Hujan

Penasaran? Yuk simak ulasan lengkapnya.

Hujan dapat terjadi setelah melalui beberapa tahapan yang saling berkesinambungan. Untuk mengetahui proses terjadinya hujan secara lengkap, berikut ini step by step selengkapnya.

PROSES TERJADINYA HUJAN

1. PROSES PENGUAPAN AKIBAT SINAR MATAHARI

Seperti yang telah kita ketahui bahwa matahari menjadi sumber energi utama di bumi. Planet yang bertugas sebagai pusat dari tata surya ini mampu menyinari seluruh area di bumi dengan kurun waktu tertentu.

Adanya proses penyinaran oleh matahari tersebut membuat perairan-perairan yang ada di bumi mengalami penguapan. Mulai dari sungai, danau, hingga hamparan air laut.

Selain wilayah perairan, panas matahari juga dapat menimbulkan proses penguapan pada tubuhmanusia, hewan, serta tumbuhan. Karena seluruh makhluk hidup tersebut juga mengandung air di dalam tubuhnya.

2. HASIL PENGUAPAN AIR BERUBAH MENJADI AWAN

Uap air yang berlimpah dari berbagai sumber air yang terpapar sinar matahari tersebut akan terangkat hingga ke udara. Semakin tinggi jarak ketinggian dari bumi, maka suhu udara di area tersebut akan semakin rendah atau dingin.

Tidak hanya air-air yang ada di bumi, asap industri dan kendaraan bermotor juga dapat terangkat ke udara dan berkumpul dengan hasil penguapan yang lain.

Jadi kumpulan uap air yang terangkat ke udara dan mencapai pada area yang memiliki suhu rendah tersebut akan berubah menjadi sebuah gumpalan uap air yang sering kita sebut dengan awan.

3. AWAN MEMBESAR DENGAN BANTUAN ANGIN

Dengan adanya bantuan angin, maka awan-awan yang mulanya berukuran kecil tersebut, lama-lama akan bergabung dengan awan-awan lain sehingga berubah menjadi ukuran yang lebih besar.

Ketika awan memiliki ukuran yang bertambah besar, maka warnanya akan berubah menjadi semakin gelap sehingga dari bawah akan nampak berwarna kelabu. Awan berwarna kelabu tersebut yang kita sebut dengan mendung.

4. TURUNNYA AIR HUJAN

Setelah awan terus bergerak mengikuti arah tiupan angin menuju ke area yang lebih dingin, awan tersebut akan berukuran lebih besar karena semakin banyak uap air yang tergabung.

Namun, awan tersebut memiliki daya tampung maksimal. Sehingga ketika mencapai ukuran maksimal dan memiliki massa yang semakin berat, awan tersebut akan luruh dan jatuh ke bumi dengan bentuk tetesan-tetesan air atau kita sebut dengan air hujan.

5. AIR HUJAN TERSERAP KE DALAM TANAH DAN KEMBALI KE SUMBER PERAIRAN

Setelah hujan turun, maka air-air tersebut akan terserap ke dalam lapisan tanah. Kemudian resapan air hujan tersebut akan kembali ke berbagai sumber air yang ada di sekitarnya.

Sehingga sebagian dari air hujan yang terserap ke dalam tanah tersebut akan kembali mengalami proses terjadinya hujan dan terus berputar sepanjang waktu, selama musim hujan.

Jadi, dapat kita simpulkan bahwa proses terjadinya hujan merupakan peristiwa yang saling berkesinambungan yang terus berputar, dan tidak dapat dipisahkan antara peristiwa satu dengan lainnya.

ISTILAH-ISTILAH DALAM PROSES TERJADINYA HUJAN

1. EVAPORASI (PENGUAPAN)

Evaporasi adalah terjadinya perubahan zat cair menjadi gas yang menjadi proses awal dalam tahapan terjadinya hujan. Perairan yang menguap dan menjadi awan tersebut akibat adanya paparan sinar matahari.

2. KONDENSASI

Kondensasi merupakan proses perubahan hasil penguapan menjadi titik-titik air ketika mencapai suhu dingin pada wilayah tempat tertentu.

3. INFILTRASI

Infiltrasi merupakan proses penyerapan air hujan ke dalam tanah.

4. PRESIPITASI

Presipitasi yaitu jatuhnya air hujan yang berawal dari gumpalan awan yang semakin membesar dan berwarna gelap. Sebagian besar presipitasi berwujud cair, tetapi ada juga yang berbentuk hujan es, salju, kabut menetes (frog drip), dan graupel.

5. TRANSPIRASI

Transpirasi merupakan proses penguapan yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan.

6. ARUS BAWAH PERMUKAAN

Seperti yang telah kami singgung pada proses terjadinya hujan di atas, turunnya air hujan ke permukaan bumi akan terserap kembali ke dalam tanah, hingga kembali ke perairan laut, sungai, dan danau.

7. LIMPASAN

Selain mengalir melalui bawah tanah, air huja yang berada di permukaan tanah juga dapat kembali ke sungai hingga akhirnya kembali lagi ke lautan.

Demikian penjelasan yang dapat kami bagikan mengenai proses terjadinya hujan. Semoga dapat menjadi bahan referensi yang bermanfaat.